Jepara
Kategori
Lokasi
Harga Minimum
Harga Maksimum
Utamakan
Jepara Ourland Park
Jepara Ourland Park

Jepara Ourland Park ( JOP ) merupakan wisata bahari terbesar dan terlengkap di Jawa Tengah. Dengan bangunan yang mengusung tema eropa dan timur tengah sehingga membuat tower seluncuran Jepara Ourland Park ( JOP ) unik dan berbeda dengan tower seluncuran lain di Indonesia, Jepara Ourland Park ( JOP ) memiliki 36 slide waterpark. Diatas lahan seluas 11 Ha, Jepara Ourland Park ( JOP ) mempunyai kapasitas 20.000 pengunjung.

Bukan hanya waterpark, Jepara Ourland Park ( JOP ) juga memiliki banyak pilihan wahana permainan anak dan wahana watersport karena letaknya yang ada dipesisir pantai Mororejo. Tapi meskipun terletak dipesisir pantai, tidak membuat suasana di Jepara Ourland Park ( JOP )terlihat gersang karena di setiap sudut area wisata kami memiliki taman dan area pepohonan hijau yang membuat suasana sejuk dan rindang.


  • 34.000
Desa wisata petekeyan
Desa wisata petekeyan

TERKENAL DENGAN EDUKASI UKIR KAYU !! Desa Petekeyan terletak di Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara yang memiliki luas wilayah 228.480.000 m2 dengan jumlah penduduk 5.450 jiwa kombinasi laki-laki 2.728 jiwa dan perempuan 2.722 jiwa. Asal nama Desa Petekeyan adalah adanya tradisi Fatikhahan yakni membaca surat Al-Fatikhah bersama-sama saat terjadi bencana, wabah atau kejadian buruk lainnya. Namun pelafalan fatikhahan lebih mudah diucapkan masyarakat dengan kata patekahan hingga lambat laun menjadi sebutan wilayah desa dan tertulis dengan nama Petekeyan. Desa Petekeyan merupakan kawasan industri kerajinan kayu khususnya bidang pembuatan mebel ukir. Salah satu produk unggulan dari Desa Petekeyan pada era R.A Kartini adalah kursi tamu ukir klasik dan sekarang kita bisa menjumpainya di museum kartini. Dengan melihat potensi desa yang sangat luar biasa tentang ukir kayu, melalui program PNPM dan ND, tahun 2014 Desa Petekeyan memproklamirkan menjadi "Kampoeng Sembada Ukir" memiliki kepanjangan kata Sehat, Elok, Mandiri, Berbudaya, Agamis, Dinamis, Aktif, Unik, Kreatif, Inovatif dan Ramah. Pada tahun 2015 Desa Petekeyan ditetapkan menjadi Desa Wisata.

Kerifan Lokal Bidang Ekonomi Kreatif Desa Petekeyan
1. Seni Ukir Kayu
2. Kerajinan Mebel
3. Kerajinan Bambu
4. Kerajinan Limbah Kayu
5. Pengolahan Briket


Kearifan Lokal Bidang Pertanian, Perkebunan & Peternakan
1. Pertanian Padi
2. Tanaman Holtikultura
3. Tanaman Pisang
4. Tanaman Rambutan
5. Tanaman Durian
6. Tanaman Jambu Air
7. Tanaman Jambu Biji
8. Tanaman Mangga
9. Apotik Hidup
10. Peternakan Ayam Kampung
11. Peternakan Kambing
12. Peternakan Sawah
13. Budidaya Lele


Kearifan Lokal Bidang Kuliner
1. Getuk
2. Nasi Menir
3. Lepet Jagung
4. Blendung Jagung
5. Kue Gelek
6. Pecel
7. Cendol
8. Minuman Rempah
9. Manisan Bligo
10. Bubur Jenang
11. Cetot
12. Gudek
13. Urap
14. Dan berbagai jajanan tradisional


Kearifan Lokal Bidang Seni & Budaya
1. Reog
2. Pencak Silat
3. Rebana
4. Tarian Tradisional
5. Dolanan Tradisional
6. Tongtek


Event Tahunan
1. Sedekah Bumi
2. Karnival
3. Pawai Takbir Keliling
4. Festival Kuliner


Paket Unggulan Desa Wisata
1. Traditional Welcome Dance
2. Welcome Drinks
3. Edukasi Mengukir & Mewarnai Ukiran
4. Edukasi Kuliner, Kerajinan, Pertanian & Peternakan
5. Outbond Permainan Tradisional
6. Pasar Wisata

  • 90.000
Desa Wisata Teluk Awur
Desa Wisata Teluk Awur

Desa wisata dan objek wisata di desa, keduanya merupakan sesuatu yang berbeda namun acap kali sulit untuk dibedakan. Hari ini, banyak desa yang mengklaim dirinya sebagai desa wisata. Namun ketika ditilik lebih dalam, ternyata hanya berbentuk objek wisata yang berlokasi di desa tanpa memiliki konsep pengembangan sebagai desa wisata. Keberadaan sebuah objek wisata atau dalam bentuk lain berupa event wisata yang diselenggarakan di desa yang menarik wisatawan untuk berkunjung, tidak serta-merta menjadikan desa tersebut disebut sebagai desa wisata.

Pengembangan desa wisata tidak bisa dilakukan secara instan, hanya dengan membuat sebuah objek wisata atau menyelenggarakan event wisata di desa. Lebih daripada itu, konsep pengembangan desa wisata harus memenuhi sejumlah unsur penting yang tidak lepas dari peran komunitas atau masyarakat sebagai pelaku penting di dalamnya.

Pengertian Desa Wisata

Desa wisata adalah komunitas atau masyarakat yang terdiri dari penduduk suatu wilayah terbatas yang bisa saling berinteraksi secara langsung di bawah sebuah pengelolaan dan memiliki kepedulian, serta kesadaran untuk berperan bersama sesuai keterampilan dan kemampuan masing-masing, memberdayakan potensi secara kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan di wilayahnya.

Desa wisata menempatkan komunitas atau masyarakat sebagai subjek atau pelaku utama dalam pembangunan kepariwisataan, kemudian memanfaatkannya bagi kesejahteraan masyarakat. Dalam aktivitas sosialnya, kelompok swadaya dan swakarsa masyarakat berupaya untuk meningkatkan pemahaman kepariwisataan; mewadahi peran dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan di wilayahnya; meningkatkan nilai kepariwisataan serta memberdayakannya bagi kesejahteraan masyarakat.

Sebagai pelaku utama, komunitas atau masyarakat berupaya meningkatkan potensi pariwisata atau daya tarik wisata yang ada di wilayahnya. Selanjutnya, komunitas atau masyarakat menyiapkan diri sebagai tuan rumah yang baik bagi para wisatawan ketika berkunjung. Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh komunitas atau masyarakat di desa wisata, memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan mendayagunakan aset dan potensi yang dimiliki.

Konsep Pengembangan Desa Wisata

Konsep pengembangan desa wisata mengacu pada keberadaan unsur 3A dalam pariwisata dan community involvement atau keterlibatan masyarakat. 3A yang dimaksud adalah adanya :

1. Atraksi sebagai daya tarik utama desa wisata;

2. Amenitas sebagai fasilitas pendukung yang dimiliki oleh desa wisata;

3. Aksesibilitas yang dapat diartikan sebagai beragam hal yang berkaitan dengan akses wisatawan ketika hendak berkunjung ke desa wisata.

Unsur 3A ini penting dimiliki oleh desa wisata, karena akan berpengaruh pada tingkat kunjungan wisatawan, lama tinggal wisatawan (length of stay) dan minat wisatawan untuk berkunjung kembali.

Selain memiliki unsur 3A dan keterlibatan aktif masyarakat di dalamnya, ada sejumlah hal yang harus dilakukan seperti berikut:

a. Pemetaan Wilayah

Pemetaan wilayah dengan mengidentifikasi potensi alam, sosial dan budaya yang ada di desa. Pemetaan wilayah ini bertujuan untuk mengetahui potensi apa saja yang dimiliki oleh desa dan bisa didayagunakan sebagai potensi wisata atau daya tarik wisata. Wilayah berdasarkan potensinya masing-masing kemudian diatur sesuai dengan peruntukannya sebagai destinasi utama atau destinasi lain.

b. Penataan Wilayah

Menata wilayah dengan memperbaiki fasilitas umum, menata pemukiman, menata lingkungan, tempat ibadah dan memperbaiki akses menuju dan di desa wisata. Hal yang tidak kalah penting dalam penataan wilayah adalah membebaskan desa wisata dari sampah, terutama sampah plastik.

c. Menyiapkan Sumber Daya Manusia, Kelembagaan dan Jaringan

Langkah ini meliputi pembuatan aturan main pengelolaan desa wisata; pembentukan badan pengelola; merancang program kerja untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang; mengembangkan jaringan dan kerja sama.

Jika langkah-langkah tersebut sudah dilakukan dan desa wisata sudah siap menjadi tuan rumah bagi wisatawan, maka desa wisata bisa merumuskan beragam paket wisata bagi wisatawan. Pengembangan desa wisata tidak bisa instan, komunitas atau masyarakat sebagai pelaku penting perlu mengembangkan desa wisata dengan konsep yang jelas.

  • 85.000