• Login
  • Virtual Tour

    Virtual Tour Kota Gede, Yogyakarta

    DigiTiket.com Kotagede atau Kutagede adalah salah satu kecamatan di Kota Yogyakarta. Tempat ini menyimpan kekayaan peninggalan sejarah Kerajaan Mataram Islam di zaman lampau. Mulai dari bekas benteng, mesjid, tempat pemandian, hingga pemakaman kuno. Kejutannn!!!! Kali ini kita akan mengelilingi peninggalan sejarah di Kotagede lewat Virtual Tour Kota Gede Yogyakarta yang diadakan oleh di DigiTiket. Jangan sampai kelewatan ya, SobatDigi..

    Situs Watu Gilang

    Watu Gilang atau Batu Gilang adalah situs sejarah Kotagede yang terletak di selatan Makam Raja Mataram Islam pertama, Panembahan Senopati. Situs ini berlokasi di Dusun Gilang, Baturetno, Banguntapan, Bantul. Watu Gilang adalah batuan besar yang terbuat dari batuan tuffastone, berbentuk kotak dengan ukuran sisi 260 cm dan tinggi 100 cm.

    Pada dinding batu akan ditemui ukiran binatang berupa musang, ikan, sapi, kambing, kuda, burung, dan gajah. Beberapa sumber menyebut bahwa ukiran tersebut merupakan simbol dari tokoh-tokoh wayang. Selain itu, di setiap sisi batuan terdapat ukiran sulur-suluran, ornamen bunga, dan sepasang bintang.

    Masjid Gedhé Mataram

    Masjid dengan gaya arsitektur limasan ini terletak di Kelurahan Jagalan, Kecamatan Banguntapan, Bantul. Gapuranya sendiri mirip tempat peribadatan umat Buddha atau Hindu. Yap, masjid di Kotagede ini merupakan hasil akulturasi antara Hindu dan Islam yang dibangun pada 1587 M oleh Panembahan Senopati Danang Sutawijaya.

    Di areal masjid terdapat pohon beringin tua yang disebut Wringin Sepuh. Tidak hanya itu saja, di sekeliling masjid kamu akan mendapati gapura berbentuk paduraksa kemudian sebuah prasasti berbentuk bujur sangkar, dan parit.

    Makam Raja Mataram

    Tempat yang sekarang menjadi destinasi wisata religi di Kotagede ini terletak di dekat Masjid Gedhé Mataram. Di sini wisatawan akan menjumpai makam Panembahan Senopati (raja pertama Kerajaan Mataram Islam), Panembahan Hanyakrawati (raja kedua), ayah Panembahan Senopati, Joko Tingkir, dan Sri Sultan Hamengkubuwono II. 

    Makam ini beroperasi untuk kunjungan umum di hari Senin, Kamis, Jumat, dan Minggu pukul 13.00 s.d. 16.00 WIB. Selain itu, ada beberapa aturan yang harus dipatuhi oleh pengunjung, seperti tidak boleh mengambil gambar selama berada di dalam makam, melepaskan alas kaki, dan mematuhi aturan berpakaian yang diberlakukan. 

    Langgar Dhuwur Jagalan

    Satu tempat lagi yang harus kamu sambangi saat berada di Kotagede, yakni Langgar Dhuwur Jagalan. Nama tempat ini berasal dari tiga kata di mana dua katanya berasal dari bahasa Jawa, yaitu Langgar berarti surau atau musala dan Dhuwur berarti atas, sedangkan Jagalan adalah nama desa lokasi destinasi ini berada. 

    Musala ini berada di lantai dua rumah kuno di Desa Jagalan, Banguntapan, Bantul. Dibangun dengan konsep khas bangunan Jawa membuat musala yang satu ini selalu menarik perhatian wisatawan yang berkunjung ke Kotagede. Tak heran jika kamu akan sering melihat orang-orang berswafoto di area ini. 

    Referensi

    Sungguh mengesankan ya, SobatDigi. Pastinya, banyak pengetahuan sejarah Kotagede, Yogyakarta yang akan kita dapat lewat peninggalan sejarah ini. Nah, oleh karena ini jangan lupa hadir di Virtual Tour Kota Gede Yogyakarta yang diadakan oleh di DigiTiket. Bye-bye!!

    Leave A Comment