• Login
  • Desa Wisata

    Desa Wisata Aneuk Laot, Rangkaian Wisata Alam dan Budaya

    Halo Sobat Digi, ketemu lagi sama DigiMin yang bakal ngulas beberapa tempat wisata yang bisa aja kamu kunjungin. 
    Rekomendasi DigiMin kali ini kita pergi ke wilayah paling ujung barat, tepatnya daerah Sabang Aceh. Iya, lokasi paling barat yang ada di Indonesia. Disini juga ada tempat wisata atau khususnya desa wisata yang ngga kalah memukau sama tempat wisata lain. Tempat wisata kali ini adalah Desa Wisata Aneuk Laot. Aneuk Laot ini diambil dari nama sebuah danau yang berada di desa Aneuk Laot, dan Aneuk Laot sendiri berarti "anak laut". 

    Desa ini dipimpin oleh seorang kepala desa yang disebut keuchik yang nantinya keuchik ini akan menyambut para wisatawan yang datang ke Desa Wisata Aneuk Laot. Tempat wisata ini memiliki tanah dan lahan subur yang bermanfaat bagi kekayaan alam disana. Tak hanya itu, kekayaan yang dimiliki salah satu Desa Wisata di Aceh ini adalah kekayaan yang terletak pada nilai kebudayaan dan juga keragaman adat yang unik. Tak heran jika Desa Wisata Aneuk Laot ini mengedepankan Desa Wisata yang mengangkat tema alam dan kebudayaan. Berikut ini beberapa hal unik yang disajikan Desa Wisata di Aceh, Aneuk Laot :


    Disambut Adat dan Kebudayaan Desa Wisata Aneuk Laot

    sumber : rri.co.id

    Para wisatawan yang baru saja datang ke Desa Wisata di Aceh ini disambut hangat oleh keuchik dan petua desa, lalu dipakaikan ikat kepala yang biasanya digunakan saat menari Seudati, ikat kepala ini disebut Tengkulok. Setelah menggunakan ikat kepala tari Seudati yang menjadi tarian andalan desa setempat, kini wisatawan diajak penduduk desa untuk belajar menganyam anyaman sederhana, dimana anyaman ini merupakan anyaman yang digunakan untuk atap rumah, alas duduk atau peralatan dapur. Anyaman in berasal dari daun kelapa.


    Menabuh Rapaii, Gendang Khas Aceh

    sumber : acehherald.com

    Masih berkaitan dengan kebudayaan, setelah puas diajak berkeliling dan membuat beberapa anyaman khas Desa Wisata Aneuk Laot ini, kini wisatawan akan diajarkan bagaimana menabuh rapaii atau seni menabuh rapaii yaitu gendang khas Aceh. Mengajarkan bagaimana seni enabuh rapaii adalah salah satu strategi untuk media menyebarkan seni lokal yaitu Aceh kepada para wisatawan. 


    Serba-serbi Danau Aneuk Laot


    sumber : jejakpiknik.com

    Danau yang terletak ditengah Desa Wisata Aneuk Laot ini ternyata adalah danau dengan luas 37,5 hektar yang mana menjadi danau terbesar atau terluas yang ada di kota Sabang. Danau ini menyuguhkan suasana berlibur yang asri dan sejuk karena alam yang disuguhkan disini benar-benar alami. Tak hanya menyuguhkan destinasi berbasis alam namun juga diajarkan bagaimana cara menjaga dan merawatnya agar tidak rusak dan tercemar, salah satunya dengan cara diajarkannya bagaimana menangkap ikan dengan cara tradisional.


    Kekayaan Kuliner yang Khas Aceh


    sumber : jadesta.com

    Setelah puas dengan berbagai suguhan mulai dari kebudayaan hingga kekayaan alam yang melimpah, kini sampai pada suguhan kuliner khas Desa Wisata Aneuk Laot. Menu yang menjadi andalan adalah Eungkot Paya, dilansir dari Aceh Tribun News Eungkot paya berarti ikan payau, nah eungkot paya ini adalah gulai yang berbahan dasar ikan payau dari hasil Danau Aneuk Laot lalu dibumbui dengan rempah-rempah khas Aceh, dilansir dari Kompas.com Menu satu ini, mempunyai cita rasa yang khas bila dimasak dengan resep Aceh. Diolah menggunakan bumbu rempah-rempah asli turunan indatu, ditambah lagi percampuran santan yang tak pekat tapi memberikan kesegaran bagi penikmatnya.

    Itu tadi beberapa suguhan yang bisa Sobat Digi rasain ketika berkunjung ke Desa Wisata Aneuk Laot. Buat Sobat Digi yang bingung gimana cara dapetin tiket masuk Desa Wisata Aneuk Laot ini, atau bahkan males buat ngantri dan cari di lokasi dimana yang jual tiket masuknya, nah DigiMin punya solusinya nih. Sobat Digi langsung aja kunjungin Website-nya DigiTiket dan disana Sobat Digi bisa langsung booking tiket masuk ke Desa Wisata di Aceh ini tanpa ribet-ribet antri dan cari sana-sini.

    Leave A Comment